Assalamu'alaikum Wr.Wb. welcome to my blog. NEVER ENDING LEARNING

Wacana Perawat Indonesia

Blok 1.2 students
School of Nursing, Gadjah Mada University

Dear Students,
Please read information in these following links and try to discuss in your group about government's role in nursing development.

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/05/12/ll2k3p-waduh-profesi-perawat-di-indonesia-belum-diakui

http://finance.detik.com/read/2011/11/01/153739/1757476/4/jepang-perbanyak--impor--suster-dari-indonesia

http://www.detiknews.com/read/2011/10/31/175827/1756795/10/menakertrans-buka-7000-lowongan-kerja-tki-formal-di-arab-saudi

http://jurnalparlemen.com/news/2011/11/ini-hasil-kunjungan-ledia-hanifa-ke-taiwan

http://jurnalparlemen.com/news/2011/11/ribka-tjiptaning-perawat-butuh-perlindungan-hukum

http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nasional/11/01/17/158959--perawat-dipidana-pemerintah-harus-tanggung-jawab-

http://www.republika.co.id/berita/regional/nusantara/11/06/13/lmq346-wowperawat-dan-dokter-di-tasikmalaya-ramairamai-kursus-bahasa-jerman

See you in our class
Good Luck !





Check it out! (For my dearest debate class students)


Dear Students,

Please check this link out

http://www.youtube.com/watch?v=DXK93sbTZDU&NR=1


We'll discuss bout it.

Thank you ^_^

DEBATING TIPS AND STRATEGIES


There are many ways to structure a debate

There are also different strategies for participating in debates, we will look at some of these strategies

DON’T let your emotions get the better of you.

DO stay calm and speak in a clear, rational voice.

Remember, debaters do not always choose what side they’re on.

The first speaker in a debate must make sure that the resolution being debated is clearly stated and defined.

DON’T side track your opponents with irrelevant points, stay on topic.

DON’T attack your opponents.

DO stick to your planned, researched arguments.

TIPS:

Cue cards can help a debater to stay focused, but DON’T read from them, use them as a guide.

Speak to the audience or moderator.

DO thoroughly research your topic and position, the best start to squashing a rebuttal is a well researched, well designed presentation.

DON’T simply state facts:

This is the path to being a dull speaker

Not stating sources or not backing up statements can lead to heavy rebuttal from your opponents

DO use humor and / or anecdotes in your speaking:

Using examples helps illustrate your position, and uses an argument of precedence

Stories or jokes that are appropriate can be very involving

DO be aware of time constraints, if there are any.

TIP:

Practice your initial speech so you will be “on top” of the situation.

Know what it feels like to speak for the allotted length of time, speaking too much or not enough weakens your position.

DON’T try to “juggle” too many points at once. State your ideas in a logical order.

TIP: the more you practice and plan your speaking, the less nervous you will be.

DON’T use inappropriate language or gestures:

People will ignore your information if not presented in an appropriate manner.

REMEMBER:

Any argument that you do not address in a rebuttal will be left in the memory of others as your opponents stated it.

Likewise, any rebuttal from your opponents that you do not address will also be left in the minds of your audience / judges.

DO be aware of what your partner(s) plans are.

DON’T work alone and risk being redundant, make the most of your team’s time.

DO recycle information in your closing speech.

TIP:

The closing speaker(s) should sum up all relevant arguments and rebuttals without introducing any new information.

Follow these tips and suggestions, and everything will come together for a successful debate!!!

Demi UU Keperawatan

Pfh....setelah bertahun-tahun berjuang tuk terwujudnya UU Keperawatan, finally this year sepertinya sudah mulai keliatan perkembangannya. Pada aksi simpatik hari keperawatan dunia 12 Mei lalu di Jogja kita mendapat dukungan dari para pejabat DPD, DPRD tuk segera mewujudkan UU Keperawatan di negeri kita tercinta. Di Ibukota juga tidak kalah hebohnya. But memasuki musim kampanye partai, sepertinya perawat Indonesia kudu berhati-hati. jangan sampai massa perawat yang besar menjadi komoditi politik. Janji dan tawaran partai tuk menggarap UU Keperawatan perlu kita tanggapi dengan cerdas. UU Keperawatan adalah bukan ansih tuk kepentingan perawat, tapi untuk kepentingan rakyat Indonesia seluruhnya dalam mewujudkan patient safety pelayanan kesehatan yang hampir seluruhnya adalah melibatkan tenaga perawat. Selamat bagi para perawat Indonesia semoga perkembangan ini terus berkembang.

SIP vs RN

Ini pengalaman saya ketika pertama kali datang ke negeri yang dikenal dunia sebagai produsen perawat. Baru satu minggu saya di Phil, masih belajar mengenal lingkungan sekitar, senangnya bertemu seorang perawat di bis. Kesan saya waktu itu adalah "ini perawat bangga banget kali ya jadi perawat" karena seragam nya yang putih-putih itu tetap dipakainya selama perjalanan. Padahal memakan waktu hampir 3 jam. Kebetulan tujuan kami waktu itu ke tempat yang sama. Selain heran juga "memangnya gak bawa inos tu kemana-mana???"kami saling berkenalan. ketika dia tahu background saya dari Indonesia dan mau belajar disini. Dia mengeluarkan kalimat klarifikasi: berarti saya ini sudah RN di Indonesia, dan mau melanjutkan study disini?

Tiba saatnya mulai aktivitas di kampus. Setiap perkenalan yang saya lakukan dengan teman baru, kembali muncul klarifikasi seperti itu. Ups...mmm...bingung juga jawabnya. Karena disini, sudah bekerja sebagai perawat means sudah lulus board examination dan dapet lah "RN" itu. Semua teman disini punya judul "RN" itu dibelakang namanya. Ah ternyata tidak semua orang tahu bagaimana kondisi Indonesia, tidak semua orang tahu umur keperawatan Indonesia yang masih dalam masa pertumbuhan, banyak orang menganggap semua sistem di semua tempat sama dengan yang berlaku di tempatnya.

Sempet ada teman Indonesia yang menyampaikan "RN kita, ya SIP itu dong." Dalam fungsinya sebagai legalisasi seseorang bisa bekerja sebagai perawat ya mungkin bisa dikatakan sama. Let say, di Indonesia butuh SIP untuk bekerja, di Phil butuh RN. Tapi kalau kita lihat lebih jauh jelas-jelas beda! Untuk mendapatkan RN harus menempuh board examination dulu. Hak-hak dan kewajiban nya pun jelas sebagai RN. Ada sistem regulasi yang jelas. And yang paling penting standar. Di Indonesia semua yang sudah lulus pendidikan perawat bisa dapet SIP. Tidak peduli D3 atau S1, terakreditasi atau tidak.

Yap, memang keperawatan Indonesia masih harus berjuang menata diri sebagai profesi yang establish. Supaya bisa betul-betul dianggap sebagai profesi oleh profesi lain. Diakui atau tidak masih banyak yang memandang sebelah mata profesi perawat di Indonesia. Pertanyaan-pertanyaan seperti: apa peran penting perawat sebenarnya?seberapa besar sumbangan profesi perawat dalam mewujudkan indonesia sehat?mengapa banyak grey area dalam keperawatan?

So Perawat Indonesia, saya pikir kita semua pasti setuju untuk tidak membuat semua hal itu sebagai ancaman yang menghambat. Tapi mari kita jadikan sebagai tantangan tuk terus maju. Demi kesehatan seluruh rakyat Indonesia.

Viva Keperawatan Indonesia